Ekonomi
CSIS: Ekonomi Indonesia Belum Gelap Total, Tapi Mendung
Menghadapi tantangan ekonomi saat ini di Indonesia, muncul pertanyaan tentang stabilitas dan ketahanan masa depan pasar-pasarnya. Apa yang akan datang?

Saat kita meninjau ekonomi Indonesia, menjadi jelas bahwa negara ini sedang menghadapi tantangan yang terus-menerus. Data terbaru menunjukkan tren yang mengkhawatirkan: pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal pertama tahun 2025 menurun menjadi 4,87% tahun-ke-tahun, turun dari 5,02% pada kuartal sebelumnya dan 5,11% setahun sebelumnya. Penurunan yang stabil ini menimbulkan pertanyaan tentang faktor-faktor mendasar yang mempengaruhi ketahanan ekonomi dan kepercayaan konsumen kita.
Konsumsi rumah tangga, yang merupakan pendorong utama PDB kita dan menyumbang 54,53%, juga mengalami penurunan, tumbuh hanya 4,89% tahun-ke-tahun di kuartal pertama 2025. Pertumbuhan yang lambat ini menandakan pengurangan daya beli masyarakat yang signifikan, menunjukkan bahwa banyak dari kita mulai mengencangkan ikat pinggang. Dengan kepercayaan konsumen yang melemah, tampaknya kita enggan untuk berbelanja, yang bisa memperburuk perlambatan ekonomi ini.
Memburuknya situasi ini, perang dagang yang sedang berlangsung, khususnya dengan ekonomi besar seperti AS dan China, telah memperburuk kinerja ekspor kita. Dampak dari sengketa ini sangat nyata, terutama karena nilai rupiah terus melemah, membuat ekspor kita menjadi kurang kompetitif di pasar global. Situasi ini tidak hanya mengancam mata pencaharian para eksportir, tetapi juga berpotensi menimbulkan risiko yang lebih luas terhadap stabilitas ekonomi kita.
Kesehatan fiskal kita juga menjadi perhatian. Pendapatan negara yang menurun dan perencanaan anggaran yang tidak efektif menyebabkan kontraksi ekonomi sebesar 0,98% dibandingkan kuartal sebelumnya. Saat kita mengamati perkembangan ini, jelas bahwa kebijakan fiskal pemerintah harus menyesuaikan diri dengan kondisi yang berubah agar dapat mengembalikan kepercayaan terhadap ekonomi.
Pasar tenaga kerja juga mencerminkan kerentanan ekonomi ini. Dengan sekitar 24.000 pengangguran dilaporkan antara Januari dan April 2025, kita menghadapi kenyataan pahit tentang ketidakamanan pekerjaan. Ketidakstabilan ini dalam lapangan pekerjaan semakin menurunkan kepercayaan konsumen, karena banyak dari kita yang khawatir tentang masa depan keuangan dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga kita.