surabaya transportation revolution 2025

Surabaya 2025 – Revolusi Transportasi dengan MRT dan Transportasi Berbasis Listrik

Anda mengamati sebuah kota yang penuh dengan potensi, sebuah kota yang berkembang dengan tujuan, sebuah kota yang siap untuk perubahan. Agenda Surabaya 2025 memperkenalkan sistem MRT dan skema transportasi berbasis listrik yang bertujuan untuk mengurangi emisi dan mengurangi kemacetan. Kota ini sedang meluncurkan bus listrik dan ART, tetapi pertanyaan tentang kesiapan infrastruktur dan adopsi publik masih mengganjal. Bagaimana inisiatif-inisiatif ini akan membentuk ulang perjalanan sehari-hari dan kehidupan perkotaan? Saat Surabaya bergerak menuju visinya sebagai Kota 15 Menit yang berkelanjutan, keberhasilan rencana ambisius ini akan bergantung pada mengatasi tantangan-tantangan penting. Strategi apa yang diterapkan untuk memastikan transisi yang mulus?

Inisiatif Transportasi Listrik

electric transportation initiative

Meskipun revolusi transportasi listrik di Surabaya semakin berkembang, jelas bahwa kota ini mengambil langkah-langkah tegas untuk mengubah lanskap mobilitas perkotaannya. Kolaborasi antara Pemerintah Kota Surabaya, WRI Indonesia, dan UK PACT adalah langkah strategis yang bertujuan untuk mengurangi emisi transportasi, yang menyumbang lebih dari 95% emisi sektor energi pada tahun 2019.

Perkembangan signifikan dalam inisiatif ini adalah peluncuran layanan bus listrik Trans Semanggi. Jalur baru ini, yang menghubungkan Terminal Purabaya ke MERR dan Kenpark, melambangkan komitmen kota terhadap solusi transit berkelanjutan. Pada akhir November 2024, Surabaya berencana untuk memperkenalkan 11 unit bus listrik tambahan, lebih memperkuat jaringan transportasi hijau mereka.

Kota ini tidak berhenti sampai di situ. Strategi komprehensif untuk memperluas infrastruktur pengisian kendaraan listrik (SPKLU) sedang berjalan, memastikan armada bus listrik dan kendaraan listrik lainnya dapat beroperasi dengan lancar. Ekspansi ini mendukung tujuan lebih luas Surabaya untuk meningkatkan keterlibatan transportasi umum, sebagaimana dibuktikan oleh keberhasilan layanan Bus Suroboyo dalam menarik 1,2 juta penumpang pada tahun 2024, menandai peningkatan tiga kali lipat.

Upaya berkelanjutan Surabaya menggambarkan tujuan ambisiusnya untuk mengurangi jejak karbonnya dan meningkatkan kualitas udara perkotaan.

Tantangan dan Solusi

Sebagai bagian dari revolusi transportasi ambisius Surabaya, kota ini menghadapi beberapa tantangan yang memerlukan solusi strategis. Dengan emisi dari sektor transportasi melebihi 95% dari emisi sektor energi pada tahun 2019, kebutuhan akan kebijakan transportasi yang efektif menjadi sangat mendesak.

Jumlah sepeda motor dan mobil yang sangat besar—lebih dari 2,5 juta dan 500.000 masing-masing—memperburuk masalah polusi udara dan kemacetan lalu lintas. Untuk mengatasi masalah ini, Surabaya berfokus pada moda transportasi berkelanjutan, termasuk kendaraan listrik (EV), meskipun ada kendala seperti infrastruktur pengisian daya yang terbatas dan biaya awal yang tinggi.

Pemerintah Kota Surabaya secara aktif mengejar pengembangan infrastruktur untuk mendukung adopsi EV. Strategi kunci termasuk kolaborasi lintas sektor untuk membangun jaringan stasiun pengisian daya yang lebih luas, menjadikan EV sebagai pilihan yang layak bagi penduduk.

Selain itu, kota ini sedang mempertimbangkan alternatif yang lebih hemat biaya dibandingkan sistem transit massal tradisional, dengan sistem Autonomous Rapid Transit (ART) sebagai solusi yang secara finansial lebih layak. Dengan biaya antara IDR 500-600 miliar untuk jalur sepanjang 7 kilometer, ART menawarkan pendekatan praktis dibandingkan dengan sistem MRT dan LRT yang mahal.

Rencana Mobilitas Perkotaan Masa Depan

future urban mobility plans

Komitmen Surabaya untuk merevolusi lanskap transportasinya tercermin dalam rencana mobilitas urban yang berpikiran maju. Kota ini bertujuan untuk menerapkan sistem Autonomous Rapid Transit (ART) pada tahun 2027, sebagai alternatif yang hemat biaya dibandingkan dengan sistem MRT dan LRT tradisional.

Dengan anggaran yang diperkirakan sebesar IDR 500-600 miliar untuk 7 kilometer, sistem ART ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas dan meningkatkan penggunaan transportasi umum, sejalan dengan visi Surabaya untuk menjadi kota cerdas yang berfokus pada keberlanjutan dan aksesibilitas.

Rencana Mobilitas Urban Berkelanjutan (SUMP) Gerbangkertasusila Plus, yang meliputi wilayah seperti Surabaya dan Sidoarjo, berfungsi sebagai kerangka hukum untuk membiayai inisiatif-inisiatif ini. Terintegrasi ke dalam cetak biru pembangunan nasional, hal ini menekankan pendekatan strategis kota dalam mentransformasi mobilitas urban.

Memperluas stasiun pengisian kendaraan listrik di seluruh Surabaya lebih lanjut mendukung transisi ini, mengakomodasi peningkatan transportasi umum listrik seperti layanan bus listrik Trans Semanggi yang baru diluncurkan.

Dalam usahanya untuk menjadi Kota 15-Menit, Surabaya berencana merancang ruang-ruang urban yang memastikan penduduk dapat mengakses layanan penting dalam waktu 15 menit. Inisiatif ini mendorong penggunaan kendaraan listrik dan transportasi umum, mendorong mobilitas yang lebih baik dan berkontribusi pada tujuan kota cerdas kota ini.

Post navigation

Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *