Pendidikan
Pendidikan di Surabaya – Kolaborasi Antara Dunia Industri dan Kampus Menjadi Prioritas
Sinergi antara industri dan kampus di Surabaya kini menjadi prioritas, tapi bagaimana implementasinya? Temukan jawabannya di artikel ini.

Di Surabaya, 70% mahasiswa universitas sekarang berpartisipasi dalam kolaborasi industri selama studi mereka, peningkatan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana kemitraan semacam itu mengubah lanskap pendidikan dan apa artinya bagi lulusan di masa depan. Universitas lokal tidak hanya berfokus pada pengetahuan teoretis; mereka mengintegrasikan pengalaman dunia nyata yang secara langsung menguntungkan baik mahasiswa maupun industri yang terlibat. Pergeseran ini sangat penting untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan yang diperlukan untuk berkembang di pasar kerja yang kompetitif saat ini. Tetapi bagaimana tepatnya kolaborasi ini diimplementasikan, dan tantangan apa yang mereka hadapi?
Memperkuat Kemitraan Industri

Memperkuat kemitraan industri di Surabaya sedang mengubah lanskap pendidikan, menawarkan siswa pengalaman dunia nyata yang tak ternilai.
Bayangkan menjadi seorang siswa di Universitas Ciputra, di mana Anda berkolaborasi dengan PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) dalam memecahkan tantangan bisnis yang nyata. Kemitraan ini membenamkan Anda dalam industri maritim dan pelabuhan, mendorong inovasi industri melalui pembelajaran langsung. Dengan bekerja pada proyek kolaboratif, Anda mendapatkan wawasan dan keterampilan yang penting untuk menavigasi kompleksitas pasar global saat ini.
Di STIESIA Surabaya, peluang serupa muncul saat lembaga ini bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Jawa Timur. Di sini, fokusnya adalah pada program ekonomi digital dan kewirausahaan yang menguntungkan baik guru maupun siswa. Inisiatif ini dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengintegrasikan konten yang relevan dengan industri ke dalam kurikulum.
Kemudian ada ITTelkom Surabaya, di mana acara yang menampilkan wawasan ahli menyoroti pentingnya alat seperti MATLAB dan Simulink. Terlibat dalam proyek kolaboratif semacam ini memastikan bahwa Anda siap menghadapi tantangan dunia nyata, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah praktis Anda.
Inisiatif bersama seperti program Kedaireka lebih lanjut mendorong inovasi industri dengan menyelaraskan penelitian akademis dengan kebutuhan industri.
Kemitraan ini sangat penting dalam mentransformasi kerangka pendidikan Surabaya, memastikan siswa siap untuk industri.
Lembaga pendidikan juga dapat memperoleh manfaat dari penawaran komprehensif seperti branding, desain grafis, dan pengembangan web untuk meningkatkan visibilitas dan kehadiran online mereka.
Meningkatkan Kompetensi Siswa
Berdasarkan kesuksesan kemitraan industri, institusi pendidikan di Surabaya kini berfokus pada peningkatan kompetensi siswa untuk memenuhi tuntutan pasar kerja yang berkembang pesat. Dengan menekankan keterampilan praktis dan pembelajaran pengalaman, inisiatif-inisiatif ini mempersiapkan Anda untuk tantangan dunia nyata.
Kolaborasi Universitas Ciputra dengan PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) memperkenalkan sesi mentoring yang mendalami Logistik Hijau dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Diskusi ini memperdalam pemahaman Anda tentang topik industri yang krusial, memastikan Anda tidak hanya pintar secara akademis tetapi juga siap industri.
Program seperti Solusi Bisnis Nyata melibatkan 230 mahasiswa pascasarjana dalam mengembangkan proyek yang menangani efisiensi operasional dan strategi pendapatan, menawarkan Anda kesempatan untuk memamerkan kompetensi Anda dalam pengaturan bisnis dunia nyata.
Selain itu, inisiatif seperti Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) menawarkan magang yang selaras dengan industri, memberi Anda pengalaman langsung yang menyempurnakan keterampilan praktis Anda.
STIESIA Surabaya, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Jawa Timur, berfokus pada pelatihan guru dalam Ekonomi Digital dan Kewirausahaan, secara tidak langsung meningkatkan lingkungan belajar Anda.
Acara oleh FIT Universitas Telkom dan raksasa industri seperti Lion Air Group menyediakan platform untuk mengintegrasikan pengetahuan akademis dengan ekspektasi industri, memastikan Anda dilengkapi dengan keterampilan yang diperlukan untuk pasar kerja yang kompetitif saat ini.
Selain itu, pentingnya koneksi emosional dalam branding ditekankan melalui kolaborasi, memastikan bahwa siswa belajar untuk menciptakan identitas merek yang bermakna dan berdampak.
Pendidikan
FSGI Mendesak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk Menghentikan Pengiriman Siswa ke Barrack Militer
Memprotes terhadap pendidikan militer untuk siswa, FSGI menyoroti kekhawatiran kritis yang menantang dasar dari pembelajaran dan pertumbuhan yang efektif. Apa alternatif yang diajukan?

Seiring kita mempertimbangkan inisiatif terbaru dari pemerintah Jawa Barat untuk mengirim siswa yang berperilaku buruk ke barak militer, sangat penting untuk mengenali kekhawatiran besar yang disampaikan oleh Federasi Ikatan Guru Indonesia (FSGI). Inisiatif ini, yang diusulkan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, bertujuan untuk menangani perilaku siswa melalui program pendidikan militer.
Namun, FSGI menunjukkan bahwa pendekatan ini kurang memiliki dasar psikologis dan pedagogis yang penting untuk praktik pendidikan yang efektif. FSGI menegaskan bahwa program pendidikan militer ini dirancang secara buruk dan tanpa adanya kurikulum, silabus, maupun modul pengajaran yang jelas. Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang perlakuan terhadap siswa sebagai subjek eksperimen daripada individu yang berhak mendapatkan pengalaman pendidikan yang terstruktur.
Kurangnya perencanaan semacam ini tidak hanya merusak potensi perubahan perilaku yang positif, tetapi juga berisiko menimbulkan kerugian secara psikologis bagi siswa yang mungkin sudah mengalami kesulitan. Kita harus bertanya pada diri sendiri: apakah lingkungan bergaya militer benar-benar dapat mendorong pertumbuhan dan kedisiplinan diri pada siswa?
Organisasi ini sangat mendukung praktik pendidikan berbasis bukti, dan mendesak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk menghentikan inisiatif militer ini. Alih-alih menggunakan solusi militeristik, FSGI menyarankan agar program sekolah yang sudah ada, seperti pelatihan kepemimpinan dan pramuka, dievaluasi dan diperbaiki. Program-program ini dapat memberikan siswa keterampilan berharga dalam lingkungan yang lebih mendukung dan konstruktif, sebagai alternatif dari kekakuan pendidikan militer.
Dengan fokus pada kerangka kerja yang sudah ada, kita dapat menumbuhkan perilaku siswa sesuai dengan standar pendidikan dan menghormati martabat individu. Selain itu, FSGI menyerukan perlunya pendekatan multi-lembaga yang komprehensif untuk pengembangan siswa. Ini melibatkan kolaborasi dengan layanan sosial, departemen kesehatan, dan pemerintah daerah untuk secara efektif mengatasi akar penyebab masalah perilaku siswa.
Jelas bahwa strategi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan secara menyeluruh sangat penting untuk perubahan yang bermakna. Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan sistem yang mendukung yang tidak hanya menangani perilaku menyimpang tetapi juga menumbuhkan ketahanan dan pertumbuhan di kalangan siswa kita.
Pendidikan
Menanggapi Temuan Kpai, Dedi Mulyadi: Mohon Lanjutkan Pendidikan Anak-anak, Mereka Akan Dibebaskan dari Barrack pada 18 Juni
Menjadi suara untuk pendidikan anak-anak, Dedi Mulyadi bersikeras agar mereka dibebaskan dari program bergaya militer, tetapi apa yang akan terjadi di masa depan bagi mereka?

Saat kita menavigasi kompleksitas pendidikan anak-anak, sangat penting untuk menanggapi kekhawatiran seputar program bergaya militer yang diterapkan di Jawa Barat. Gubernur Dedi Mulyadi telah menyampaikan dukungannya untuk melanjutkan pendidikan bagi anak-anak yang terlibat dalam program Pancawaluya Jawa Barat Istimewa, meskipun temuan yang mengkhawatirkan dilaporkan oleh KPAI. Inisiatif ini, yang bertujuan menanamkan disiplin dan mengatasi masalah perilaku, mendapat sorotan karena pendekatannya yang agresif, yang beberapa orang anggap lebih mirip pelatihan militer daripada dukungan pendidikan.
Investigasi KPAI telah menimbulkan pertanyaan serius tentang metodologi program ini, terutama kurangnya penilaian psikologis yang tepat sebelum anak-anak dikirim ke asrama militer. Kita harus bertanya, manfaat pendidikan apa yang dapat diperoleh ketika kesejahteraan emosional anak-anak justru dikorbankan?
Sangat penting bagi kita untuk mempertimbangkan dampak psikologis terhadap anak-anak yang merasa tidak nyaman dan mengalami perpisahan dari keluarga mereka. Ketidakhadiran lingkungan yang mendukung ini bertentangan dengan esensi pendidikan itu sendiri: sebuah ruang yang aman untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Kita harus mengakui komitmen gubernur untuk memastikan transisi yang lancar kembali ke pendidikan reguler setelah program ini berakhir pada 18 Juni 2025. Namun, transisi tersebut harus lebih dari sekadar formalitas; harus dilakukan dengan pendekatan yang penuh perhatian yang mengutamakan kebutuhan psikologis dan emosional anak-anak ini.
Gagasan pendidikan bergaya militer mungkin terlihat menarik bagi sebagian orang sebagai solusi masalah perilaku, tetapi penting bagi kita untuk bertanya apakah metode ini benar-benar membangun ketahanan dan karakter, atau hanya menyembunyikan masalah yang lebih dalam.
Bagi banyak dari kita, tujuan pendidikan bukan hanya tentang disiplin; melainkan tentang menumbuhkan pemikiran kritis, kreativitas, dan kecerdasan emosional pada anak-anak. Kita perlu mengadvokasi sistem pendidikan yang memprioritaskan kesejahteraan bersama pencapaian akademik.
Alih-alih memberlakukan pelatihan militer yang kaku, kita harus mengeksplorasi strategi alternatif yang melibatkan anak-anak secara positif, seperti program mentorship atau inisiatif pelayanan masyarakat, yang dapat mendukung disiplin sekaligus rasa kasih sayang.
Saat kita merenungkan temuan-temuan ini dan langkah ke depan, mari bersatu dalam komitmen kita untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang menghormati keunikan setiap anak. Fokusnya harus selalu pada menumbuhkan potensi mereka sambil memastikan mereka merasa aman, didukung, dan bebas mengekspresikan diri.
Dengan melakukan hal tersebut, kita benar-benar dapat meningkatkan pengalaman pendidikan mereka dan meletakkan dasar untuk masa depan yang lebih cerah bagi semua anak di Jawa Barat.
Pendidikan
Masa Depan Novi: Peluang Baru dalam Pendidikan Setelah Pemecatan
Masa depan Novi terbuka dengan peluang-peluang tak terduga dalam pendidikan musik, menantang norma-norma tradisional dan membangkitkan rasa ingin tahu tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Saat kita menyelami masa depan Novi dalam pendidikan, jelas bahwa pemecatan baru-baru ini dari SD Islam Terpadu Mutiara Hati tidak memadamkan semangatnya untuk mengajar musik. Sebaliknya, momen penting ini membuka jalan baru bagi dia untuk menjelajahi pendidikan musik di luar pengaturan tradisional. Meskipun sekolah mungkin mempertimbangkan kembalinya dia di bawah pedoman etika tertentu, kami melihat ini sebagai kesempatan bagi Novi untuk mendefinisikan ulang perannya dalam lanskap pendidikan.
Komitmen Novi yang tidak goyah untuk membina bakat muda dan keinginannya yang mendalam untuk menginspirasi musisi masa depan tetap utuh. Pengalamannya dalam mengajar musik memberinya wawasan berharga yang dapat sangat mempengaruhi artis yang bercita-cita tinggi. Kami percaya bahwa pengajaran yang etis akan menjadi batu penjuru dari upaya masa depannya, memungkinkan dia untuk menanamkan tidak hanya keterampilan musikal tetapi juga prinsip moral pada siswanya. Pendekatan ini membina pemahaman holistik tentang musik, mendorong siswa untuk menghargai kedalaman budaya dan emosionalnya.
Dengan meningkatnya minat publik terhadap situasinya, kami memprediksi lonjakan peluang bagi Novi dalam berbagai peran pendidikan. Permintaan terhadap pendekatan inovatif dalam pendidikan musik sedang meningkat, dan perspektif unik Novi menambah daya tariknya. Baik melalui pelajaran privat, lokakarya, atau program komunitas, dia dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kreativitas dan kolaborasi.
Dengan menjauh dari struktur sekolah konvensional, dia dapat berlatih lebih bebas dalam merancang kurikulum dan metode pengajarannya, menyesuaikannya dengan kebutuhan siswanya.
Selain itu, ketahanan Novi dalam menavigasi transisi karier ini menempatkannya dalam posisi yang menguntungkan untuk peran dalam bimbingan musik. Bimbingan ini bisa melampaui keterampilan teknis, berfokus pada pengembangan pemikiran kritis dan praktik etis dalam musik. Kami mengakui bahwa bimbingan memainkan peran penting dalam membentuk generasi musisi berikutnya, dan pengalaman Novi dapat membimbing siswa dalam membuat keputusan yang tepat tentang jalur artistik mereka.
Dalam lanskap pendidikan yang terus berkembang ini, perjalanan Novi mencerminkan pergeseran yang lebih luas untuk merangkul metode pengajaran alternatif. Perpaduan antara gairahnya, prinsip pengajaran etis, dan bimbingan musik menawarkan perspektif yang menyegarkan.
Ketika kami menantikan kontribusi potensialnya, kami diingatkan bahwa masa depan cerah bagi mereka yang mau beradaptasi dan berkembang. Kisah Novi menginspirasi kita semua untuk mencari peluang di hadapan tantangan, membuktikan bahwa panggilan untuk mengajar musik adalah kekuatan yang kuat yang melampaui rintangan.
-
Ragam Budaya4 bulan ago
Sabung ayam di Bali: Legalitas yang Menimbulkan Perdebatan
-
Transportasi4 bulan ago
Prosedur SIMak! untuk Membuat dan Memperbarui SIM Secara Digital
-
Politik4 bulan ago
Muncul Kembali Setelah Diblokir, Inilah Mengapa Perjudian Sulit Diberantas di Indonesia
-
Ragam Budaya4 bulan ago
Situs Arkeologi Tertua: Keajaiban Sejarah yang Perlu Anda Ketahui
-
Politik3 bulan ago
Reaksi Publik terhadap Tawaran Regent untuk Novi, Apakah Ini Langkah yang Tepat?
-
Uncategorized3 bulan ago
Metodologi Agile: Fleksibel atau Sebenarnya Membahayakan Proyek
-
Lingkungan5 bulan ago
Surabaya Green 2025 – Proyek Kota Berkelanjutan dan Pengelolaan Sampah Cerdas
-
Teknologi3 bulan ago
Oppo Watch X2 Dilengkapi dengan Teknologi Penghematan Energi yang Inovatif